Uluwatu Kecak Dance atau oleh
wisatawan domestik lebih dikenal dengan nama Tari Kecak Uluwatu adalah sebuah
perkumpulan kelompok seni masyarakat Desa Pecatu, Denpasar-Bali. Desa paling
ujung selatan dari pulau Bali ini merupakan sebuah desa yang sangat terkenal
dengan objek wisata andalan yaitu Pura Uluwatu, desa ini juga terkenal dengan
tempat dimana banyak hotel & fasilitas wisata berada. Lokasi yang sangat
strategis dengan keindahan alam yang luar biasa membuat desa ini dipilih oleh
para investor untuk menanamkan modal usahanya, contohlah Bulgari Hotels &
Resorts, Bali, Alila Villas Uluwatu, The Istana, Tirtha Bali, The Edge, The
Khayangan estate dan masih banyak lagi hotel maupun wedding venue yang dapat
and temui di desa satu ini.
Uluwatu Kecak Dance dipentaskan
disebuah panggung terbuka/outdoor yang berbentuk lingkaran tepat disebelah Pura
Uluwatu. Pemandangan tebing yang begitu sangat mempesona ditambah dengan panorama
sunset yang begitu indah membuat tempat ini menjadi sangat terkenal bagi
wisatawan domestik dan mancanegara. Pertunjukkan tari kecak uluwatu menjadi
sangat spesial selain karena dipentaskan dikawasan yang begitu sakral bagi umat
Hindu di Bali, juga karena posisi stage atau panggung tempat pertunjukan
berlangsung juga sangat spektakuler. Stage yang dibangun dengan kapasitas ± 1400
orang ini siap memberikan anda sebuah pemandangan sore yang sangat menakjubkan,
dimana diatas tebing yang menjorok ke tengah laut, kurang lebih 150 meter dari
permukaan laut berdiri kokoh sebuah pura yang memiliki nilai sejarah yang
sangat tinggi yaitu Pura Uluwatu yang dibangun pada abad ke XI. Disamping kanan
dan kiri pura,mata anda akan dimanjakan oleh pemandangan tebing yang begitu
indah menambah kekaguman kita kepada Tuhan sang pencipta. Tingkah polah para
kera yang hidup bebas & liar disekitar pura juga akan menjadi hal yang
sangat menarik untuk anda amati, hanya perlu berhati-hati untuk tidak terlalu
dekat dengan kera-kera tersebut karena terkadang dengan sifat binatangnya
mereka suka mencuri sesuatu yang dianggap menarik sperti topi, kacamata, atapun
anting.
Cerita Ramayana dipilih oleh Tari
Kecak Uluwatu untuk menjadi lakon atau cerita pementasan, diceritakan seorang
Raja yang begitu sangat bijaksana bernama Sang Rama Dewa sedang berusaha menyelamatan
permaisurinya yang bernama Dewi Sita yang diculik oleh seorang raja raksasa
yang sangat jahat bernama Rahwana. Perjalanan yang panjang dan sangat berbahaya
kemudian ditempuh oleh Sang Rama Dewa dengan ditemani oleh adiknya yang bernama
Laksamana. Diceritakan pula ketika Raja
Rahwana menculik Dewi Sita, didalam perjalanannya dilihat oleh Sang Jatayu,
seekor burung Garuda yang merupakan sahabat dari Sang Rama Dewa. Ketika Jatayu
mengetahui bahwa wanita yang sedang diculik oleh Rahwana adalah permaisuri dari
sahabatny yaitu Sang Rama Dewa, maka burung Jatayu pun berusaha menyelamatkan
sang permaisuri. Namun karena kesaktian Rahwana melebihi Jatayu, maka Jatayu
dapat dikalahkan.
Pada bagian selanjutnya
diceritakan kembali perjalanan Sang Rama Dewa yang hanya ditemani oleh adiknya
Laksamana kemudian bertemu dengan Sang hanoman, seorang panglima perang pasukan
kera yang merupakan keponakan dari seorang raja kera bernama Sugriwa. Karena pernah
merasa berhutang budi kepada sang Rama Dewa, pasukan kera yang dipimpin oleh
panglima perang Hanoman dan Raja Sugriwa bersedia membantu Sang Rama Dewa untuk
merebut kembali permaisurinya. Karena kesaktiannya kera putih Hanoman dapat
menyusup kedalam istana Raja Rahwana dan kemudian menemui Dewi Sita. Bagimana
kemudian dengan kesaktiannya, Kera Putih Hanoman kemudian membakar istana Raja
Rahwana yang didalam pementasan kecak diilustrasikan dengan fire dance. Dimana
Hanoman kemudian ditangkap dan dibakar oleh para prajurit Rahwana yang semuanya
adalah para raksasa. Perjuangan Hanoman dalam membantu Rama Dewa untuk mendapatkan
permaisurinya kembali, menjadi sebuah cerita dan tarian yang sangat menarik
untuk anda nikmati. Didalam pementasan juga akan muncul beberapa karakter lain
yang menarik untuk anda amati lebih dalam karena dibawakan oleh pemuda-pemudi
masyarakat Pecatu yang begitu lemah gemulai dalam membawakan karakternya
masing-masing.
Anda akan melihat kurang lebih 70
orang laki-laki yang membentuk lingkaran ditengah-tengah stage dimana para
penari akan membawakan cerita Ramayana tersebut. Ornamen kain kotak-kotak hitam-putih
yang menjadi ciri khas penari kecak membuat kesan sakral pada cerita yang
dibawakan dan dapat membius ribuan penonton yang selalu memadati tempat ini.
Pemakian hiasan dan ornament lain dalam pakian penari pada setiap karakternya
juga akan menjadi hal yang sangat menarik untuk diamati atau sekedar di photo
oleh para wisatawan.
Bukan itu saja, ketika pementasan
baru berjalan kurang lebih 20 menit adalah saat dimana matahari akan kembali
keperaduannya dibelakang Samudra Hindia yang membentang luas di depan stage
kecak uluwatu, pemandangan lembayung senja kemerahan dan sunset yang begitu
sangat romantic dapat anda nikmati tanpa harus bergeser atau beranjak dari
tempat anda menonton.
Cerita kemudian ditutup dengan
kalahnya Raja Rahwana yang dapat dikalahkan dengan panah sakti yang dimiliki
oleh Sang Rama Dewa, dan pada akhirnya Raja Rama Dewa dapat kembali bersatu
bersama permaisurinya Dewi Sita. Booking di SINI
No comments:
Post a Comment