Titik perkembangan pariwisata
Bali yang mulai bergerak ke arah yang lebih menjanjikan terjadi dalam kurun
waktu antara tahun 1990 s/d 1999 dimana investasi besar-besaran mulai menjamah
berbagai wilayah yang memiliki potensi pariwisata di Bali. Kehadiran beberapa
investor yang mulai menanamkan modalnya dikurun waktu tersebut membuat
pariwisata Bali lebih bergeliat lagi, namun krisis moneter yang menerjang
Indonesia pada tahun 1997 cukup membuat pariwisata Bali agak kelimpungan, dan
patut disyukuri recovery terjadi sangat cepat dimana pada tahun 1999 tingkat
kunjungan wisatawan kembali pada titik yang sangat menjanjikan.
Demikian pula yang terjadi pada
Kawasan Wisata Pura Uluwatu, kembang surut iklim pariwisata membuat kawasan ini
harus melewati masa-masa yang sangat sulit untuk mensejajarkan diri dengan
destinasi wisata ditempat maupun negara lain yang menjadi destinasi wisata
favorit para wisatawan. Kebangkitan pariwisata Bali yang kembali bergerak
kearah yang lebih bagus pada tahun 1999 juga menjadi keuntungan tersendiri bagi
Pura Uluwatu. Pura Uluwatu yang merupakan kawasan suci bagi umat hindu ini juga
dikembangkan sebagai salah satu tempat wisata yang disiapkan untuk para
wisatawan yang berkunjung ke Bali. Pura Uluwatu yang mulai dikenal oleh
wisatawan dari berbagai negara tersebut mulai ramai dukunjungi setiap harinya.
Pura Uluwatu mulai dilirik oleh para wisatawan setelah beberapa penulis
kemudian menceritakan pesona keindahan kawasan ini melalui tulisan-tulisan
mereka yang tersebar di internet maupun surat
kabar lain.
Hal ini sangat menguntungkan Desa
Adat Pecatu sebagai Pengelola Kawasan Wisata Uluwatu untuk melalukan gebrakan
lain guna mendorong pertumbuhan wisatawan yang semakin besar. Melalui ide
cemerlang masyarakat setempat yang tergabung di dalam Kelompok Dagang Pura
Uluwatu mulailah dicetuskan ide untuk menambahkan sebuah atraksi wisata yang
dapat dinikmati para wisatawan. Penambahan atraksi wisata ini dimaksudkan untuk
memberikan nilai tambah bagi kawasan, sehingga wisatwan yang datang berkunjung
tidak hanya dapat mengamatai lebih dekat Pura Uluwatu namun juga dapat secara
langsung bersentuhan dan mengenal budaya dan kesenian Bali. Tari kecak kemudian
dipilih sebagai atraksi wisata yang akan disiapkan untuk para wisatawan.
Sejak berdiri pada tahun 1999
Tari Kecak Uluwatu telah berhasil menyita perhatian dunia melalui dengan
menghadirkan sebuah pementasan tari bali yang dikemas dengan sangat menghibur
di Open Air Stage Pura Uluwatu. Pemilihan tari kecak sebagai atraksi wisata
dikawasan ini sangatlah tepat selain karena kecak merupakan tarian yang begitu
unik dibandingkan dengan jenis tarian lain, juga sangat dibantu oleh lokasi
stage yang sangat strategis dengan pemandangan yang menarik untuk dinikmati
oleh para wisatawan. Hal inilah yang kemudian meyakinkan para travel agen untuk
mulai membuka kran selebar-lebarnya untuk paket wisata Tari Kecak Uluwatu yang
dirangkai dengan beberapa tempat wisata lainnya. Dengan kehadiran atraksi kecak
di kawasan wisata Pura Uluwatu, para wisatawan memiliki alasan lebih untuk
terus datang berkunjung, selain dapat mengamati lebih dekat keberadaan Pura
Uluwatu sebagai warisan sejarah Agama Hindu di Bali, kawasan wisata Pura
Uluwatu juga menawarkan keindahan alam sekitar, dan tentunya Tari Kecak
Uluwatu.
Kehadiran atraksi Tari Kecak
Uluwatu yang dipentaskan setiap hari pada sore hari tersebut telah berhasil
membuat lonjakan kedatangan wisatawan yang berkunjung pada sore harinya.
Kebanyakan wisatawan memilih untuk berkunjung ke Pura Uluwatu pada waktu sore
hari, selain karena pemandangan disekitar dan sunset, kehadiran atraksi Tari
Kecak Uluwatu juga mampu menjadi alasan lain bagi wisatawan untuk memilih waktu
berkunjung di sore hari. Ribuan penonton yang selalu memadati Uluwatu Open Air
Stage adalah bukti nyata kontribusi Tari Kecak Uluwatu untuk mendatangkan lebih
banyak lagi wisatawan yang berkunjung ke Pura Uluwatu.
Sesuai dengan data yang diberikan
oleh pengelola setempat, jumlah kunjungan wisatawan semakin meningkat sejak
ditambahkannya atraksi tari kecak di Pura Uluwatu, rata-rata kunjungan
wisatawan ke Pura Uluwatu sebelum adanya Tari Kecak adalah berkisar antara 700
orang sampai dengan 1000 orang setiap harinya, namun semenjak Tari Kecak
Uluwatu hadir menjadi atraksi wisata yang dapat dinikmati oleh para wisatawan
lonjakan kedatangan wisatawan berkisar di angka 2500 orang sampai dengan 3000
orang setiap harinya. Hal ini menjadi keuntungan bagi pengelola kawasan wisata
Pura Uluwatu dan tentunya bagi pemerintah Kabupaten Badung dalam meraup
Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui tempat wisata yang satu ini.
No comments:
Post a Comment